Selama ini orang bisa menduga bahwa menjadi seorang komuter (menempuh jarak tertentu untuk pulang-pergi bekerja) mempunyai efek negatif. Hal tersebut benar adanya berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Preventive Medicine edisi Juni mendatang.
Dikatakan bahwa seorang komuter mempunyai masalah kesehatan, mulai dari masalah kardiovaskular hingga obesitas. Selain itu, orang yang komuter juga kehilangan waktu untuk melakukan olahraga secara rutin.
Orang-orang yang komuter dalam jangka waktu yang lebih lama umumnya juga mengalami masalah cardiorespiratory fitness (CRF), bertambah berat badan, serta mengalam problem metabolisme lainnya.
“Penelitian ini mengungkapkan informasi baru mengenai hubungan antara kegiatan komuter dan persoalan biologis. Penelitian ini mencoba memahami perilaku duduk yang terjadi pada pekerja dewasa,” ujar ketua peneliti, Christine M. Hoehner, dari Washington University di St. Loius, Missouri, Amerika. “Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara waktu yang dihabiskan untuk mengemudi dan mortalitas kardiovaskular.”
Para ilmuwan meneliti 4.297 penduduk yang tinggal dan bekerja di sebelas negara di Dallas-Forth Worth atau Austin, Texas. Yang diukur oleh para ilmuwan adalah CF, body mass index (BMI), risiko metabolisme termasuk ukuran pinggang, trigliserida saat berpuasa, glukosa plasma saat berpuasa, kolesterol HDL, dan tekanan darah. Kegiatan fisik sedang hingga berat yang dilakukan partisipan selama tiga bulan sebelumnya juga dilaporkan kepada peneliti untuk dievaluasi.
Hasilnya menunjukkan mereka yang mengemudi mobil lebih lama ternyata lebih sedikit melakukan aktivitas fisik dan mengalami penurunan CRF, peningkatan BMI, lingkar pinggang, dan tekanan darah. Kondisi itu tetap meskipun aktivitas fisik dan CRF disesuaikan, hanya terjadi sedikit penurunan BMI dan lingkar pinggang.
Sementara itu, mereka yang komuter untuk jarak lebih dari 15 mil (sekitar 24 kilometer) kurang memenuhi rekomendasi untuk kegiatan fisik sedang hingga berat, dan mempunyai kecenderungan mengalami obesitas. Jarak komuter lebih jauh dari 10 mil (16 kilometer) dikaitkan dengan tekanan darah yang tinggi.
Dr Hoehner menjelaskan, seperti dikutip situs LiveScience edisi 8 Mei 2012, para pekerja yang komuter jarak jauh kemungkinan tak punya waktu untuk melakukan kegiatan fisik akibat terlalu lama di jalan sembari menunjuk hubungan antara waktu di perjalanan dan aktivitas fisik serta CRF. “Saat bersamaan, baik BMI maupun lingkar pinggang, ada hubungannya dengan jarak yang ditempuh komuter bisa menurunkan pengeluaran energi dalam tubuh,” ujar dia.
0 komentar:
Posting Komentar