Cinta adalah sebuah kata yang paling romantis, cinta adalah suatu perasaan kepada
orang lain, cinta itu buta, cinta itu gila. Banyak kata-kata yang mengartikan cinta.
Cinta adalah
lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia. Lukisan. Bukan difenisi. Ia
disentuh sebagai sebuah situasi manusiawi, dengan detil-detil nuansa yang
begitu rumit. Tapi dengan pengaruh yang tellalu dahsyat. Cinta merajut semua
emosi manusia dalam berbagai pristiwa kehidupannya menjadi sublih: begitu agung
tapi juga terlalu rumit.( Anis Mata)
Cinta
ditakdirkan menjadi kata tanpa benda. Tidak terlihat. Hanya terasa. Tapi
dahsyat. Siapa yang tidak pernah mendengar kisah Romeo dan Juliet, Romeo
membunuh diri ketika mendengar Juliet telah tiada, dan begitu juga dengan
Juliet yang meminum racun ketika Romeo bunuh diri. Itulah betapa dahsyatnya
cinta. Tetapi jika kita tidak bisa menggontrol kedahsyatan cinta, kita akan
sesat untuk jangka waktu yang lama.
Tapi ketika
kita memasuki masa remaja yang begitu indah dan mengenal namanya cinta. Dunia
terasa berbunga-bunga. Setelah mengenal namanya cinta selanjutnya yaitu
pacaran. Pacaran seperti halnya cinta yang tidak terdefenisikan dengan
kata-kata. Ada yang bilang kalau lagi pacaran dunia ini terasa milik kita
berdua, mungkin yang lain kontrak. Seharusnya Remaja tidak pacaran terlebih
dahulu yang lebih di masa lagi belajar. Karena pacaran lebihh banyak keburukan
dari pada manfaatnya. Walaupun banyak orang yang berkata kalau pacaran untuk
menjadi semangat biar belajar, tapi itu semua tidak benar, orang yang pacaran
ketika Ia sedang belajar yang semulanya satu jam setengah hanya tersisa sebuluh
menit yang sisanya hanya untuk memikirkan kata-kata sang pacar tadi pagi,
ataupun sibuk membalas sms sang pacar.
Dan bagi
remaja yang tidak pacaran bukan karena tidak laku atau tidak dapat izin dari
orang tua tetapi hnya karena Allah, adalah remaja pilihan. Remaja yang yakin
sepenuhnya kepada Allah atas jodohnya, dan ia tidak ingin membuang-buang uang
dan waktunya untuk pacaran. Dari pada mencurahkan rasa cinta kita kepada lawan
jenis yang belum jelas masa depannya, lebih baik mencurahkan rasa cinta kepada
Ayah dan Ibunda tercinta. Terutama kepada Ibu yang telah mengandung kita selama
sembilan bulan dalam keadaan susah payah, melahirkan kita dengan taruhan
nyawanya sendiri, menyusui kita selama 2 tahun ,dan masih banyak kebaikan ibu
kita. Tidak sepantasnya Remaja lebih mementingkan pacarnya dari pada kedua orang
tuanya yang begitu
hebat luar biasa.
Marilah kita
alihkan energi cinta kita bukan untuk melihat pacar adalah orang yang terbaik
untuk kita tapi untuk mempersiapkan diri saat diberikan oleh Allah Jodoh.
Pecinta
sejati bukanlah Ia
yang memamerkan cintanya tapi pecinta sejati adalah iya yang siap berkomitmen
kepada seseorang yang dititipkan oleh Allah untuk kita.
0 komentar:
Posting Komentar